BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam adalah daya
upaya pembinaan diri pribadi, keluarga maupun masyarakat, sebab dari pasar
pendidikan itu akan dapat menentukan corak dan isi pendidikan yang bertujuan
untuk menentukan kemana arah anak didik
itu akan dibawa, maka dibutuhkan suatu inovasi secara terus menerus untuk
mencapai kemajuan dan keberhasilan suatu pendidikan.
Fenomena sosial yang sangat
menarik ini mestinya dijadikan tema sentral di kalangan pengelola pendidikan
islam dalam melakukan pengembangan dan pembaharuan. Walau begitu halnya yang
terjadi ditengah masyarakat, bukanlah
menjadi alasan bagi suatu lembaga pendidikan
yang ada di indonesia ini untuk meremehkan kompetensi Pendidikan Islam,
Prof. DR. Hasan Langgulung menyatakan: “Berbicara tujuan pendidikan tidak dapat
mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup. Sebab pendidikan bertujuan untuk
memelihara kehidupan manusia dalam konteks Islam”[1]. Sebagai
mana Allah juga menyebutkan dalam firma-Nya:
Artinya: Katakanlah
sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (Al-Anam: 162)[1].
Saat ini,
potensi pendidikan yang dimiliki oleh umat Islam yang ada di madrasah ataupun
sekolah umum belum mampu menjadi kekuatan aktual dikarenakan ia belum mampu
memenuhi kebutuhan pengetahuan masyarakat akan pengetahuan agama. Keadaan ini
membuat perlu adanya suatu pembenahan dan pengembangan yang lebih jauh lagi.
Kegiatan inovasi merupakan instrumen
utama bagi organisasi untuk menciptakan nilai dan suatu cara untuk
memperbaharui dirinya. Pelaksanaan pendidikan agama disekolah, juga diperlukan
suasana intereksi antara guru dan peserta pendidik yang sifatnya lebih mendalam
lahir dan bathin.
Mengingat seorang guru tidak
hanya dituntut untuk melakukan kewajibannya sesuai dengan bidang tanggung jawab
mereka sebagai pendidik, tetapi masih mempunyai tanggung jawab pada
lingkungannya, sehingga ia memerlukan suatu tambahan seperangkat ilmu dan
keterampilan.
Hubungan Ilmu dan
Keterampilan inilah yang membuat guru
menjadi inovatif. Menghadapi era desentralisasi dan globalisasi dimana inovasi
bagi seorang guru tidak bisa ditawar lagi, sesbab disaat ini daerah sudah mempunyai
kewenangan besar mengelola dirinya masing-masing dan diantaranya adalah pada
sektor pendidikan.
Terjadinya banyak perubahan, sektor
dan bidang pendidikan demikian cepat, karena itu seorang guru dituntut untuk
bisa melihat perubahan yang terjadi disekitarnya dan mengambil peluang agar
dapat turut serta meningkatkan organisasi pendidikan bagi kelanjutan masa depan siswa, dan gurupun dituntut sebagai
pembimbing, pendorong dan pendamping siswa
dalam
proses pembelajaran. Namun apakah proses pembelajaran
pendidikan agama islam di SMP Negeri 8 Air Hangat sudah sesuai
dengan tujuan yang diinginkan, dan dalam pelaksanaannya guru memang telah
memposisikan dirinya sebagi pembimbing dan pendidik bagi siswanya.
Mutu dan keberhasilan
pendidikan agama harus dapat diukur dengan totalitas peserta didik sebagai
pribadi, sebagaimana yang penulis lihat dan amati di SMP Negeri 8 Air Hangat
pelaksanaan pendidikan agama cenderung lebih banyak digaraf dari sisi
pengajaran atau didaktik metodiknya. Guru agama hanya membicarakan persoalan
“Proses Belajar Mengajar” sehingga tenggelam dalam persoalan teknik mekanis.
Sementara persoalan yang lebih mendasar yang berhubungan dengan asfek “Transfer
nilai” kurang banyak disentuh dan pelaksanaan pendidikan agama islam masih
terpaku dengan model konvensional yang lebih menekankan penggunaan metode
ceramah, padahal fungsi utama pendidikan agama disekolah adalah memberikan
landasan yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan
perbuatan yang mampu mendukung pembentukan pribadi yang kuat.
Pada SMP Negeri 8 Air Hangat, pendidikan agama tidak begitu mendapat
waktu yang memadai, hal seperti ini menimbulkan beberapa kemungkinan bagi siswa
dan siswinya, minimnya pendidikan agama yang mereka dapatkan bisa saja membuat
mereka terpengaruh oleh hal-hal yang negatif disebabkan efek negatif
globalisasi disegala bidang sesuai perkembangan zaman, dalam hal ini apakah ada
usaha guru dalammenginovasikan proses pembelajaran agama islam, kemudian apakah
faktor yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan Inovasi proses
pembelajaran agama islam di SMP Negeri 8 Air Hangat dan bagaimana hasil yang
penginovasian tersebut.
Untuk itu pendidikan agama perlu
diperhatikan agar bisa diminati dan dihayati oleh siswa, karena dengan norma
keagamaanlah manusia bisa melawan serta menyaring hal-hal yang bersifat negatif.
Untuk itu guru agama di SMP Negeri 8 Air Hangat ini, Perlu mengadakan suatu
inovasi atau pembaharuan didalam proses pengajaran agama, karena kesinambungan
pendidikan agama tidak terletak pada banyak tahu tingginya materi yang
disajikan tetapi masalah penguasaan materi dan praktek tentang cara pendekatan
yang tepat dan cermat guna mencapai tujuan bagi guru dan siswa di SMP Negeri 8
Air Hangat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Berdasarkan uraian
diatas, maka judul skripsi ini adalah: “Inovasi Proses Pembelajaran agama Islam
di SMP Negeri 8 Air Hangat Kabupaten Kerinci”.
B. Rumusan
dan Batasan Masalah
Dengan bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka
terlihatlah masalah yang terkandung yaitu suatu pembaharuan secara umum sangat
dibutuhkan oleh suatu lembaga seperti SMP Negeri 8 Air hangat, di dalam
memberikan Pendidikan Agama Islam mampu menjalankan fungsi-fungsi alokasi
posisional secara mikro sebagaimana yang dibutuhkan masyarakat serta tidak
diposisikan sebagai budaya dalam rangkamempertahankan faham keagamaan, maka dibutuhkkan adanya suatu inovasi
dalam pendidikan agama islam itu sendiri.
Dengan adanya masalah pokok
tersebut, maka dalam pembahasan skripsi ini, agar tidak terjadi kesimpang
siuran dalam pembahasan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses dan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 8 Air Hangat dalam menginivasi proses
pembelajaran Agama Islam ?
2. Apakah faktor penghambat dan pendukung
peaksanaan inovasi pembelajaran Agama Islam di SMP Negeri 8 Air Hangat ?
3. Apakah hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
penginovasian Pendidikan Islam di SMP Negeri 8 Air Hangat ?
C. Tujuan dan Kegunaan penelitian
1. Tujuan
Penelitian
a.
Ingin mengetahui bagaimanakah proses dan usaha yang dilakukan SMP
Negeri 8 Air Hangat dlam menginovasi proses pembelajaran Agama Islam.
b.
Ingin mengetahui apakah faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan
Inovasi Pembelajaran Agama Islam di SMP Negeri 8 Air Hangat.
c.
Apakah hasil yang dicapai dalam pelaksanaan penginovasian
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 8 Air Hangat.
2.
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian
dalam skripsi ini adalah:
a.
Sebagai sumbangan pemikiran yang sistematis yang akan menjadi bahan
pertimbangan bagi SMP Negeri 8 Air hangat dalam proses menginovasikan proses
pembelajaran Agama islam.
b.
Sebagai penerapan pengetahuan bagi penulis di dalam lapangan
penelitian ilmiah dan dapat dijadikan bahan informasi dalam penelitian
selanjutnya.
c.
Sebagai salah satu persyaratan dalam mmperoleh gelar sarjana Strata
Satu (S.I) dalam ilmu pendidikan agama islam jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama islam Negeri (STAIN) Kerinci.
D. kerangka Teori
Kerangka teori sangat
penting sebagai bahan perbandingan atau kritikan terhadap buku sumber yang ada
terkait denan permasalahan yang dibahas dalampenelitian, dengan tujuan untuk
memperoleh perbandingan data primer maupun skunder.
Dari kerangka teori ininlah
penulis mendapat gambaran permasalahan yang akan dibahas, juga mempunyai tujuan berdasarkan yang penulis
uraikan pada pokok permasalahan diatas, antara lain:
1. Melakukan peninjauan judul-judul kepustakaan
penelitian yang berhubungan dengan persoalan, tema atau materiyang akan
diteliti.
2. Melakukan pengelompokan isi, baik topik,
baba, atau sub-sub dalam masing-masing bahan kepustakaan yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan.1. Melakukan penelaahan/ analisis kritis
terhadap bahan-bahan kepustakaan. Dari analisis itu akan terlihat antara
kepustakaan yang ada dengan penelitian yang dilakukan.
Ada beberapa teori yang menjadi fokus pada penelitian ini yaitu:
Inovasi : “Penemuan baru
yang berbeda dari yang telah ada, atauyang sudah dikenal sbelumnya tentang ide
produk teknologi, metode dan sebagainya”.[1]
Proses : “Runtunan perubahan peristiwa dan lain-lain
dalam perkembangan sesuatu”.[2]
Belajar : “Perubahan”.[3]
Berdasarkan pengertian diatas
dapatdipahami bahwa inovasi proses pembelajaran berarti: Usaha pembaharuan
rentetan kegiatan menjadikan orang atau mahkluk hidup belajar.
Pendidikan Agama Islam :
Kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba
Allah. Oleh karena islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim
baik duniawi maupun ukhrawi.[4]
Jadi
pengertian atau yang menjadi maksud dari Inovasi Proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SMP Negeri 8 Air Hangat Kabupaten kerinci, yang menjadi judul
skripsi ini adalah, pembaharuan dalam rangka kegiatan menjadikan siswa yang ada
di SMP Negeri 8 Air Hangat dalam
Target Pres,
2009), h.318
[4] Nur Uhbaiyati, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka
Setia, 1999), h. 13
mempelajari
pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba
Allah atau pendidikan islam.
E. Prosedur Penelitian
1.
Lingkup Penelitian
Penelitian ini berada
dalam batasan atau lingkungan SMP Negeri 8 Air Hangat Kabupaten Kerinci. Adapun
cakupan penelitian ini untuk Tingkat SMP, yang mana penelitian ini menitik
beratkan pada kajian tetntan inovasi pembelajaran dalam proes, antara guru dan
siswanya pada segala perubahan cara pembelajaran yang diberikan.
2.
Jenis Data dan Sumber Data
a. Jenis
Data
Jenis data yang
akan dikumpulkan terdiri atas data sekunder dan data primer. Data primer adalah data yang bersumber langsung
dari objek guru atau murid SMP Negeri 8 Air Hangat. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diambil secara tidak langsung dari objek penelitian, namun
dari sumber lainnya yang diperoleh melalui dari wawancara dan dari dokumen-dokumen
yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti atau berupa informasi tentang
adanya inovasi dalam proses pembelajaran dan apa saja perubahan yang telah
dilaksanakan serta bagaimana hasilnya setelah diinovasikan.
b.
Sumber Data
Adapun data
yang berbentuk teori, bersumber dari buku-buku yang referensinya berhubungan dengan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini. Sedangkan Sumber
data lapangan dari siswa, guru agama dan kepala sekolah, pimpinan atau kepala
sekolah serta para informan yang mendukung dalam penelitian ini.
3.
Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi merupakan objek penelitian
secara umum. Dengan adanya populasi maka akan tergambar apa dan bagaimana
situasi dan kondisi yang sebenarnya dari objek yang sedang diteliti tersebut.
Suharsimi Arikonto mengatakan, bahwa yang disebut dengan populasi adalah:
Keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian populasi, studi atau penelitiannya juga
disebut studi populasi atau studi sensus.[1]
Penelitian
populasi dilakukan apabila penelitian ingin melihat semua liku-liku yang ada
dalam populasi, oleh karena objeknya meliputi semua yang terdapat dalam
populasi.
Adapun yang menjadi populasi dan objek
penelitian adalah guru agama dan siswa. Sedangkan informan dalam penelitian
informan ini terdir dari kepala sekolah, Guru agama, karyawandan siswa kelas
VII, VIII dan IX yang berada dalam
lingkup SMP Negeri 8 Air Hangat Kabupaten kerinci.
Untuk lebih
jelasnya tentang populasi dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
[1] Suharsimi
Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006 ), h. 130
Tabel 1
Jumlah Populasi
No
|
Populasi
|
Jumlah
|
1
2
3
4
|
Guru
Siswa Kelas VII
Siswa Kelas VIII
Siswa Kelas IX
|
39 orang
69 orang
64 orang
110orang
|
Jumlah
|
243 orang
|
b. Sampel
Untuk memudahkan
dan untuk mendapat hasil yang optimal dari penelitian ini, maka penulis merasa
perlu menetapkan sampel, tujuannya adalah supaya memperoleh kejenuhan data.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti dinamakan penelitian sampel. Apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan
menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang
berlaku bagi populasi.[1]
Adapun cara penempatan
sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik “Stratifield
Sampling” yaitu populasi terdiridari kelompok-kelompok yangmempunyai susuna
bertingkat. Pengambilan sampel dengan cara ini adalah dengan membagi populasi
ke dalam kelas-kelas.
Anggota sanpel
ditarik dari tiap kelas dengan cara acak (random sampling) yaitu dengan
cara mengurutkan semua anggota populasi lalu mengambil nomor-nomor secara
sistematis sejumlah yang diperlukan.
[1] Ibid,
h. 131
Sesuai dengan
masalah yang penulis teliti maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah 1 guru agama dari 2 orang guru agama yang ada. Untuk pengambilan sampel
responden, penulis mengambilnya dari siswa kelas VII, VIII dan IX dengan menggunakan
teknik stratified random sampling.
Dari jumlah
populasi sebanyak 243 siswa, diambil sampel sebesar 25 % dari ukuran populasi,
jika jumlah populasi berjumlah 243 maka 25 % dari 243 sama dengan digenapkan
menjadi 50 orang dengan perincian untuk kelas VII diambil sampel 15 orang
sedangkan kelas IX dengan jumlah siswa paling banyak maka diambil sampel 20
siswa.Pengambilan sampelini dengan cara acak, sampel inilah yang mewakili dari keseluruhan
populasi sebagai informan dalam penelitian ini.
Sedangkan guru
yang mengajar di SMP Negeri 8 Air Hangat berjumlah 43 orang termasuk Kepala
Sekolah dan pegawai tata usaha berjumlah 5 orang dan tidaksemuanya dijadikan
sampel, tetapi hanya sebagian saja dari guru tersebut. Sedangkan yang menjadi
informan dari penelitian ini adalah guru dan siswa untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.kemudian yangmenjadi sampel berjumlah
5 orang guru dari 43 orang guru, yaitu kepala sekolah, Waka kesiswaan, 1 orang
Guru Agama,1 orang guru Iqro’, dan 1 orang guru umum.
4. Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data
yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu:
a. Metode Field Research, yaitu
penelitian lapangan atau penelitian secara langsng dilokasi. Dalam hal ini
penulismenggunakan teknik sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi atau pengamatan
bermaksud mengumpulkan fakta
yaitu mengumpulkan pernyataan-pernyataan
yang merupakan dekripsi, penggambaran dari kenyataan yang menjadi
perhatiannya”.[1]
Observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan jalan mengamati tingkah laku
seseorang atau objek penelitian baik dalam bentuk perorangan atau
kelompok.Dalam melakukan metode ini difokuskan dalam hal mengamati:
a)
Para guru tenaga pengajar siswa dan siswi
b)
Materi yang dipelajari.
Pengamatan juga dilakukan terhadap
sarana dan prasarana yang dapat mendukung tercapainya tujuan dalam inovasi
pendidikan saat proses pembelajaran berlangsung.
2) Wawancara
Interview atau wawancara adalah:
...Teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan
melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan data. Data
yang diperoleh dengan teknis adalah dengan cara tanya jawab secara lisan dan
bertatap muka langsung
[1] Ibid,
h. 229
antara seseorang atau beberapa orang interviewer (yang
diwawancarai).[1]
Berhubungan
dengan data yang dikumpulkan menyangkut sikap, keyakinan, persepsi manusia,
maka teknik wawancara secara bebas sangat cocok sekali untuk memperoleh data
yang akurat. Adapun metode ini digunakan untuk mencari informasi yang berasal
dari guru, kepala sekolah karyawan serta siswa dan siswi SMP Negeri 8 Air
Hangat.
3)
Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini
dilakukan untuk mengumpulkan berbagai pelengkap dari pada teknik yang terlebih
dahulu, dimana metode ini digunakan untuk melengkapi dari observasi dan
interview, terutama tentang pencapaian dari hasil proses pembelajaran yang
sebelumnya dengan yang sudah
diinovasikan, dan untuk menentukan mana yang mudah dipahami siswa/siswi dalam
prosespembelajaran, dan juga untuk mengetahui bentuk historis dan geografis SMP
Negeri 8 Air Hangat Kabupaten Kerinci.
4) Angket
Metode angket merupakan
daftar pertanyaan yang dikirim langsung kepada orang yang dimintai pendapat
serta keyakinan atau dimintai untuk menceritakan hal tentang keadaan dirinya
sendiri. Angket diberikan kepada siswa SMP Negeri 8 Air Hangat serta siswa
yangdijadikan
sampel. Angket diajukan dalam bentuk sederhana, dengan jawaban yang telah
disediakan atau dikhususkan kepada siswa-siswi.
5. Analisa
Data
Model analisa
data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model analisa data mengalir,
berarti bahwa penulis harus melakukan analisa sepanjang penelitian dilakukan, selama penulis masih melakukan penelitian, selama
itulah penulis tetap melakukan analisia data.
Pada tahap pertama, data yang
diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi serta literatul diedit
utnuk meneliti ketepatan, kelengkapan dan kebenaran data. Kemudian data
tersebut disusun berdasarkan kategoresai yang sesuai dengan masalah dan
kebutuhan penelitian. Selanjunya dibuat kesimpulan sementara, pada tahap
berikutnya dilakukan analisa data dengan tujuan untuk memperoleh berbagai
kesimpulan.
Pada tahap kesimpulan maka analisa data
disesuaika dengan jenis data yang diperoleh dan jenis masalah yang akan
dikaji.kesimpulan-kesimpulan yang ada itu perlu diverifikasi lebih lanjut, dari
anlisa data terakhir inilah dapat ditarik kesimpulan atas hasil yang diteliti
dilapangan.
Sedangkan dalam penyajian digunakan
metode analisa data berupa metode induksi, deduksi, komperatif.
a. Metode Induksi
Metode Induksi ialah suatu
bentuk analisa data dengan mengungkapkan masalah yang diawali dengan hal
khusus, kemudian dengan hal yang sedemikian rupa mendapatkan kesimpulan umum. b. Metode
Deduksi
Metode deduksi ialah
pemecahan masalah berdasarkan pendapat umum, kemudian dirumuskan dalam bentuk
kesimpulan khusus.
c.
Metode Komperatif
Metode konferatif ialah membandingkan dan
menerima pendapat yang berkaitan dengan masalah pokok, kemudian memilih
pendapat yang lebih kuat atau bila memungkinkan penulis menggunakan pendapat
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar